Langsung ke konten utama

Nikmatnya Pelasan Uling, Unagi Khas Banyuwangi


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Menikmati unagi tidak harus jauh-jauh ke Jepang. Anda bisa menikmatinya di Banyuwangi, Jawa Timur. Unagi merupakan masakan Jepang yang sudah dikonsumsi mulai abad 7 sebagai makanan yang kaya protein, kalsium, vitamin A dan E yang berbahan dari Ikan Sidat.

Mutiara Ulya pemilik Galeri Singgasana Sidat Banyuwangi kepadaKompas.com, Kamis (6/2/2014) mengatakan Ikan Sidat juga populer di Korea. "Masakan berbahan dasar Sidat dianggap sebagai sumber daya tahan untuk laki-laki. Selain itu Sidat mempunyai kandungan gizi 25 kali lebih banyak dibandingkan susu, 2 kali ikan Salmon serta memiliki omega tinggi. Ibu hamil juga bagus mengkonsumsinya karena akan menambah kecerdasan otak bayi dan membuat daya tahan tubuh meningkat," jelasnya.


Tidak susah mendapatkan ikan Sidat di Banyuwangi. Masyarakat dari kabupaten yang dikenal dengan Sunrise of Java lebih mengenal Sidat dengan sebutan Uling. "Kalo di Jepang Sidat tanpa tulang diolah menjadi unagi-no-kabayaki atau sidat panggang yang diberi saus manis kabayaki semacam Teriyaki. Atau ada juga direbus. Kalau di Banyuwangi, Sidat dikenal Uling biasanya dipepes atau dikenal dengan pelasan Uling," jelas Mutiara Ulya, pemilik galeri Singgana Sidat Banyuwangi.

Mutiara Ulya menjelaskan Ikan Sidat dibersihkan dan dipotong-potong serta dicuci bersih. "Untuk bumbunya sederhana hanya cabai merah, cabai rawit, asam jawa, gula merah. Ada juga tomat yang dipotong-potong untuk menghasilkan rasa segar dan pas dengan daging Sidat yang lembut," ujar gadis yang masih mengerjakan skripsi itu.

Setelah bumbu siap, maka dicampur dengan Sidat yang sudah dipotong-potong lalu dibungkus daun pisang. "Satu pelasan berisi dua atau tiga potong daging Sidat. Lalu kemudian dikukus sebentar lalu dibakar agar aroma dagingnya keluar. Memang sengaja tidak diambil durinya karena pelanggan bilang sensasinya lebih terasa," katanya.

Mutiara membanderol harga Rp 15.000 per satu pelasan. "Biasanya yang datang dari rombongan luar kota, keluarga juga ada dan makannya di atas kolam. Kami memang menyediakan semacam saung tepat di tengah tambak. Jadi pengunjung juga bisa melihat langsung budidaya ikan tawar di sini. Makan juga sekaligus belajar karena disini ada juga ikan nila, ikan koi dan lele," jelasnya.

Sementara itu Putri Akmal, warga Banyuwangi mengaku sudah beberapa kali makan pelasan Sidat bersama keluarganya. "Saya tahunya ini Uling. Dulu keluarga sering masak kalau pas nangkap di sungai. Soalnya kan belum ada yang membudidayakannya. Jadi masaknya ya kalau pas nemu aja. Saya juga baru tahu kalo di Jepang ini makanan mahal. Kalau di sini murah nggak usah jauh-jauh ke Jepang buat makan Unagi. Di sini ada yang versi Banyuwangi," katanya sambil tertawa.

Putri mengaku daging Sidat yang lembut pas sekali dengan bumbu tradisional yang bercitra pedas dan asam. "Makannya pake nasi hangat jadi lupa kalo punya utang," katanya tertawa.

Penasaran dengan rasa Pelasan Uling, Unagi Jepang Versi Banyuwangi. Di tunggu di Banyuwangi. Rasanya yang pedas, asam dan segar membuat anda selalu ketagihan.

sumber:http://travel.kompas.com/read/2014/02/07/0831106/Pelasan.Uling.Unagi.Jepang.ala.Banyuwangi

Penulis: Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati
Editor: I Made Asdhiana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAYANG PANDANG TENTANG SIDAT

1) Sidat dan Belut, Serupa tapi Tak Sama Sidat dan belut sepintas memang sangat mirip, namun keduanya adalah jenis ikan yang berbeda. Berikut adalah klasifikasi sidat dan belut : Tabel 1. Klasifikasi Sidat dan Belut Nama Ikan Phylum Kelas Subkelas Ordo Famili Belut Vertebrata Pisces Teleostei Synbranchoidae synbranchidae Sidat Vertebrata Pisces Teleostei Apodes Anguillidae              Sumber : Sarwono (1999:18) ikan sidat foto by: singgasana sidat     Dari klasifikasi di atas maka dapat disimpulkan sidat dan belut adalah jenis yang berbeda. Dilihat dari segi morfologi, belut tidak memiliki sirip dada, sirip punggung dan sirip dubur serta belut juga tidak mempunyai sisik. Berbeda dengan belut, Sidat memiliki sirip dada, sirip punggung, sirip dubur, dan sisik-sisik kecil di tubuhnya. Penyebaran ikan sidat sangatlah luas yakni meliputi daerah tropis dan subtropis

SIKLUS HIDUP SIDAT DAN HABITATNYA

siklus hidup sidat Ikan sidat merupakan ikan yang tumbuh dewasa di perairan tawar dan saat dewasa (matang gonad) akan kembali ke laut untuk memijah. Siklus hidup ikan sidat dimulai dari sidat dewasa yang dikenal dengan silver eel yang memijah di laut dalam. Temperatur optimum untuk memijah adalah 20° C dan salinitas tinggi. Telur yang dihasilkan sebanyak 3 juta telur per kilogram sidat betinanya. Telur-telur sidat menetas sekitar 24 jam menjadi larva kecil berukuran 5 mm. Kemudian berangsur-angsur menjadi larva (leptocephalus) berbentuk seperti daun yang transparan. Larva ini terus hanyut terbawa arus. Tahapan selanjutnya setelah larva mengalami metamorfosis adalah stadia glass eel . Pada tahapan ini   sidat kecil sudah menyerupai sidat secara utuh namun masih belum ada pigmentasi pada tubuhnya sehingga bening seperti kaca. . Glass eel ber r uaya secara aktif kearah perairan yang memiliki salinitas rendah. Pada saat inilah sidat secara bertahap mengalami pigmentasi pada tubuhnya

Pelatihan

PELATIHAN BUDIDAYA SIDAT   "TAHTA KHATULISTIWA" Angkatan ke-15 Ikan sidat bisa juga disebut sebagai  ikan masa depan, karena prospeknya yang sangat bagus untuk dibudidayakan. Di tanah air ikan sidat mulai menggeliat dan diminati oleh para petani ikan karena melihat keuntungan yang sangat menggiurkan dan lebih tinggi dibanding komoditi perikanan lainnya. Tidak hanya menjadi primadona pasar lokal, tapi pasar ekspor pun sudah lebih dulu membuka lebar peluangnya untuk bisnis ikan bertubuh licin ini. Siapa pun bisa membesarkan ikan sidat (bukan memijahkan). Tapi dengan satu syarat harus dengan ilmu sidat. Jika masih menggunakan ilmu lainnya, sudah dipastikan akan gulung tikar. Oleh karena itu Kami, Tahta Khatulistiwa Sidat mengajak semua lini masyarakat baik para pensiunan, pengusaha, sarjana, dan orang yang bercita-cita sukses lainnya untuk menjadi pembudidaya sidat mandiri yang sukses. Tahta Khatulistiwa Sidat telah mempersiapkan pelatiha